PUISI TERUNTUK ANANDA NAYLUL MUFIDA
TANGISAN MERDU
Di sudut ruang penuh harap
Sejak malam sinyal sayang darimu sudah kurasa
Usai merapal doa awal tahun hijriah
Mata pun turut bahagia tanpa tertutup sepanjang malam
Rintihan cinta sesekali menggema di kamar
Pun hari berikutnya
Jarum jam menuju angka tiga, menyapa senja
Pada tanggal 21 September 2018 lalu
Sosokmu datang dengan napas tersengal
Dengan tangisan samar sekali
Bahkan, tak sampai ke pendengaran
Meski begitu itu adalah tangisan termerdu bagiku
Ibu dan Ayah pasrah dengan sejuta asa
Menerima takdir dari Tuhan
Ananda Naylul Mufida pertama dan terakhir di alam fana ini
Tunggu kami di pelabuhan terakhir Sang Rahim
Surga
Riau, 19 September 2022
PENANTIAN
Menantimu adalah hal terindah
Yang selalu kusebut di setiap doa
Enam bulan terlewati tanpa tanda cinta darimu
Subuh menjadi saksi jawaban itu
Kaki langit turut bahagia
Kabar menyeruak tanpa batas
Alam turut mengimani kedatanganmu
Baiklah jiwa yang suci mari kita bersama menjaga
Kau penghuni pertama rahim ini
Tumbuh dan berkembang sehat di dalam sana
Selama sembilan bulan sabar menunggumu di dunia
Namun, takdir berkata lain
Hanya satu kecupan yang bisa kupersembahkan untukmu
Kala itu
Kala semua orang berduka tentangmu
Riau, 19 September 2022
MIMPI
Angin malam tak membangunkan
Namun, bayangmu seakan nyata
Menggema di dunia mimpi
Dalam kandungan delapan bulan
Menyapaku indah
Baca juga: Review Novel Cernak Kisah Redi dan Kawan-Kawan
Bayi mungilku dalam dekapan
Haus meminta hak
Saat hendak menyusui tak kutemukan lagi bayiku
Dalam balutan hijabku
Entah ke mana engkau pergi
Kala tersadar sebulan kemudian
Tangisku pecah
Mimpi itu datang dalam kenyataan
Ternyata engkau selamanya menghadap Tuhan
Tolong, besok pertemukan kami
Pada kejadian yang baik dan tempat terbagus dari-Mu
Riau, 20 September 2022
DI KAKI RUMAH SURGA
Ikhlas melepas kepergianmu selamanya
Adalah pilihan terbaik
Sementara harapan masih melekat
Supaya berkumpul di surganya
Bersama keluarga
Dengan Ayah, Ibu, dan Adik
Iya, kini seorang adik menggemaskan
Ahmad Lana Kamil
Menghiasi kaki rumah surga kita
Di sini kami mendoakanmu
Di sini kerinduan deras, lalu menguap
Seiring ikhlasnya hati
Di kaki rumah surga ini
Kita simpan kenangan suka dan duka
Berusaha terbaik untuk kita semua
Menggapai rida-Nya
Riau, 20 September 2022
Karya: Zahra Wardah
Ilustrasi: pixabay.com