Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Teks Cerita Anak Singkat yang Berjudul Sandal Jepit

Contoh Teks Cerita Anak yang Berjudul Sandal Jepit


Assalamualaikum, salam sejahtera semuanya. Terima kasih sudah singgah di Coretan Karya oleh Zahra Wardah. Kali ini Coretan Karya mempersembahkan sebuah teks cerita anak yang berjudul Sandal Jepit. Jangan lupa share, ya. 

Oh, ya kunjungi juga youtube: Cerita Keren. Sebab cerita di sini akan dibacakan di sana. Selamat menikmati. Semoga bisa diambil hikmahnya. Aamiin.

****


Aidan dan Farel menertawakan Yusuf yang mondar-mandir mencari  sandal jepitnya sebelum menuju musala sekolah. Saat istirahat pertama anak-anak dihimbau untuk salat Duha terlebih dahulu sebelum ke kantin. Mulai anak kelas satu sampai enam. Tadi Yusuf sempat bertanya kepada Aidan dan Farel tentang keberadaan sandalnya. Akan tetapi, Aidan dan Farel tak menjawab justru tertawa kencang dan berlalu meninggalkan Yusuf sendiri. 

“Haduh bagaimana ini tidak ada sandal?” lirihnya sembari matanya mengarah ke semua sudut ruang kelas empat itu. 

Tak lama kemudian, Yusuf melihat sepasang sandal jepit berukuran besar di bawah meja guru. Itu milik Bu Tisna. Yusuf celingak-celinguk. Di sana sudah tidak ada orang lagi kecuali Yusuf sendiri. Dalam hati dia ragu memakai sandal Bu Tisna. Takut. Akhirnya Yusuf pun memutuskan untuk menggunakan sandal itu. Lagi pula Bu Tisna hari ini tidak hadir. 

Sebenarnya kejadian hilangnya sandal Yusuf sudah terjadi tiga hari terakhir ini. Namun, Yusuf belum tahu siapa yang mengambil sandal jepit untuk wudu miliknya. Tidak perlu berlama-lama, Yusuf segera lari menuju area musala sekolah, lalu lari ke tempat wudu terlebih dahulu sebelum masuk.

Selepas salat Duha, Aidan dan Farel kembali mengusik Yusuf. Kini mereka justru menakut-nakuti Yusuf bahwa Bu Tisna akan marah kalau mengetahui sandalnya dipakai. Lantas mereka pergi begitu saja meninggalkan Yusuf. 

Yusuf pun berpikir tentang perkataan temannya barusan. Dia berniat untuk melapor dan minta izin untuk menggunakan sandal kepada Bu Tisna besok saat Bu Tisna masuk. 

***

Hari ini cerah sekali. Anak-anak kelas empat hadir semua. Bu Tisna hari ini pun hadir. Mereka antusias dalam belajar bersama Bu Tisna. Bu Tisna adalah guru favorit mereka. Sebab terkenal dengan baik dan bijaksana di kalangan murid-muridnya. Makanya saat Bu Tisna tidak hadir seperti kemarin, kelas rasanya hampa. 

“Bu, sebelumnya mohon maaf. Kemarin saya terpaksa menggunakan sandal jepit Ibu tanpa izin,” ujar Yusuf setelah berlari mendekati Bu Tisna yang baru saja datang. Sejak tadi Yusuf sudah menunggu Bu Tisna datang di dekat gerbang sekolah. Dia tidak tenang jika belum izin kepada Bu Tisna. 

“Oh, iya, enggak masalah Yusuf. Tapi, mungkin lain kali sebelum menggunakan barang orang lain harus izin terlebih dahulu sebelum memakai. Emang sandal Yusuf di mana kemarin?”

“Sandal saya hilang, Bu. Sudah beberapa hari terakhir ini setiap bawa sandal jepit baru pasti hilang,” balas Yusuf dengan wajah masih menunduk.

Bu Tisna tampak berpikir sebentar. “Ya, sudah kalau begitu kamu bisa masuk ke kelas sana. Bel segera berbunyi,” perintah Bu Tisna.

“Baik, Bu. Assalamualaikum.” Yusuf berlari menuju ruang kelas empat. 

Tidak begitu lama, Bu Tisna pun masuk ke kelas empat. Hari ini mereka belajar Matematika. Seperti biasa Yusuf adalah anak baik. Dia selalu bersungguh-sungguh dan fokus dengan penjelasan Bu Tisna. Selama pelajaran Bu Tisna juga mengawasi anak muridnya. Dia yakin sekali yang mengambil sandal Yusuf adalah teman satu kelasnya. Namun, Bu Tisna tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan hingga akhir pelajaran. 

***

Bu Tisna mengamati CCTV dari kantor. Kebetulan setiap ruang kelas dipasang kamera CCTV. Dia sangat penasaran tentang kasus sandal jepit Yusuf. Sebab selama dia mengajar, baru kali ini kejadian ada pencuri di kelasnya. Sepuluh menit hingga dua pulut menit, Bu Tisna mengamati layar laptop sekolah tidak menemukan apa-apa. Akhirnya Bu Tisna pun hendak beranjak, tetapi tiba-tiba Bu Tisna melihat gerak-gerik yang mencurigakan. 

“Aidan dan Farel?” lirihnya. 

Baca juga: Contoh Teks Puisi Menyentuh tentang Kehidupan dan Alam

Iya, ternyata betul dugaan Bu Tisna. Yang mengambil sandal jepit Yusuf adalah teman satu kelas. Usai waktu istirahat, Bu Tisna segera memanggil Aidan dan Farel ke ruangannya. 

Sejenak kemudian, kedua anak itu pun sampai di ruangan Bu Tisna. Aidan dan Farel tampak ketakutan. Mereka menunduk.

“Aidan, Farel apa benar yang mengambil sandal jepit Yusuf selama ini kalian?” tanya Bu Tisna dengan lembut dan hati-hati. 

Lama sekali dia tidak menjawab. Namun, beberapa saat kemudian Aidan membuka suara. “Iya, Bu. Kami yang mengambil sandal jepit Yusuf. Maafkan kami, Bu.” Air mata Aidan keluar.

“Kami hanya ingin membantu ibunya Farel untuk mengobati Nana, adik Farel. Kemarin Nana sakit harus ke rumah sakit untuk cek darah. Sementara itu, ibunya Farel tidak sanggup dengan biayanya. Karena itulah, kami mengambil sandal jepit Yusuf untuk dijual dan uangnya untuk pengobatan Nana,” sambung Aidan.

Farel pun tidak kalah tersedu. Dia tidak sanggup lagi menjelaskan tentang kondisi keluarganya yang kian memburuk setelah meninggal bapaknya. Satu sisi dia harus melanjutkan sekolahnya. Satu sisi lagi dia harus membantu ibunya demi keuangan keluarga. 

Seketika Bu Tisna pun iba. Farel diberi sedikit uang oleh Bu Tisna untuk membantu keluarga Farel. Setelah mereda dan kondisi normal kembali, Farel dan Aidan kembali ke kelas setelah berterima kasih terlebih dahulu kepada Bu Tisna. 

***


Karya: Zahra Wardah

Ilustrasi: pixabay.com