Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi tentang Tahun Baru Hijriyah Bulan Muharam

 

Puisi tentang Tahun Baru Hijriyah Bulan Muharam



Assalamualaikum. Selamat datang kembali di Coretan Karya. Kali ini kami mempersembahkan Puisi tentang Tahun Baru Hijriyah Bulan Muharam. Jangan lupa comment dan share, ya. Pantengin terus insyaAllah setiap hari Sabtu ada karya-karya baru di sini. Kalian juga bisa mampir ke youtube Cerita Keren untuk cerita-cerita di sini. Silakan klik di sini.

Satu lagi bagi teman-teman yang bukunya hendak direview dan masuk ke blog ini, silakan langsung hubungi Zahra Wardah. Terima kasih dan semoga harimu menyenangkan. Aamiin.

****

CERITA MUHARAM


Seribu cerita terungkap manis

Dalam balutan coretan Ilahi

Pada bulan mulia ini, Muharam

Di awali dengan penciptaan insan pertama

Meski selalu ada kontra

Dari iblis sang agul sepanjang masa

Tirai pertobatan segera tersingkap

Senyuman surga pun kembali terkulum 

Demi makhluk Tuhan pilihan


Pernah dengarkah engkau? 

Kasih Tuhan menyelamatkan Nabi Musa dari raja zalim?

Air terbelah menjadi dua

Kala Fir’au mengejar bersama bala 

Menjadi jembatan para pengikut setia

Kezaliman tenggelam bersama kebengisan

Jasad sebagai pengingat terbujur kaku hingga kini

Semua ada dalam cerita Muhaaram


1 Muharam 1445 H


KENANGAN MUHARAM


Tatkala raga berpisah dengan jiwa

Tinggal kenangan dan nama

Kamu,

Kamu anakku

Naylul Mufida enam tahun lalu

Tepat pada satu Muharam

Lahir tanpa terdengar bahana

Lantas kembali lagi kepada-Nya

Dalam sekejap


Tinggal kenangan terukir indah

Dalam Muharam penuh hikmah

Berharap kasih sayang Tuhan

Pertemukan kita dalam pelukan-Nya


2 Muharam 1445 H


PENGGODA TUHAN


Dalam terowongan kebaikan

Terkadang tak sabar sampai di ujung

Dibegal oleh sinisnya setan

Terkecoh akan kegelapan


Duri penyelamat tiba-tiba muncul

Membawa kebijakan bagi sang pemikir

Lantas melanjutkan perjalanan dengan pertolongan Tuhan

Di atas sajadah hitam

Tangis terpecahkan

Di kesunyian malam

Terima kasih, Tuhan

Dan tolong terima godaanku kali ini


2 Muharam 1445 H


TUDUNG SANG PENDOSA


Hati nurani terkoyak

Melawan logika tanpa aturan

Pulang dalam gelap malam

Memberontak jiwa dan raga

Kesucian tinggal coretan

Dalam kertas usang cokelat


Baca juga: Cerbung Mas Duda Mendua? (Bab 9)


Raga mulus tanpa cacat

Sementara jiwa penuh noda

Mengoyak kefitrahan diri

Mengucur darah tak henti

Namun, hati kecil melemah

Tiada daya

Dikuasai nafsu angkara

Hingga binar kesadaran mencagun


2 Muharam 1445 H


Karya: Zahra Wardah

Ilustrasi: pixabay.com